Jumat, 20 November 2015

INSPEKSI & ISI ULANG APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN)





1.         Pemeriksaan

2 kali dalam setahun, tapi untuk memastikan bahwa APAR masih OK bisa diperiksa setiap bulan. Siapa tahu APAR-nya nggak ada di tempat alias ada yg mencuri. Siapa tahu juga sudah pada karatan atau mungkin berganti tabung.



2.        Pengisian

Untuk asam soda, busa, bahan kimia, harus diisi setahun sekali. untuk jenis cairan busa yang dicampur dulu harus diisi 2 tahun sekali, untuk jenis tabung gas hydrocarbon berhalogen, tabung haruus diisi 3 tahun sekali, sedangkan jenis lainnya selambat-lambatnya 5 tahun.



3.  Permenakertrans Nomor : Per-04/Men 1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Apar.



4.       NFPA 10 : Standard For Fire Extinguisher



5.      Departemen Pekerjaan Umum (DPU) : panduan mengenai Pencegahan Bahaya kebakaran NO.SKB-3.4.5.3.1987 UDC:699.81:614.84.



POINT CHECK UNTUK FIRE EXTINGUISHER

DRY CHEMICAL (DC), CARBON DIOXIDA (CO2) & FOAM CONCENTRATE
6 Bulan
12 Bulan
5 Tahun
·         Isi tabung
·         Tekanan Cartridge dan Segel
·         Handle dan label
·         Selang
·         Kadar konsentrat (foam)
·         Ditimbang ( CO2) , kondisi Fisik
·         (manpower decree No.04/MEN 1980 pasal 13)
·         Inspeksi gelang tutup kepala
·         Inspeksi bak gasket dan packing,
·         Inspeksi bagian dalam tabung
·         (Manpower Decree No.04/Men 1980 pasal 15)
·         Tekanan coba(hidrostatik) 20kg/cm2
·         Tekan ulang




Catatan : Petunjuk pemakaian harus dapat terbaca dengan jelas.

Senin, 24 Agustus 2015

Mencegah Bahaya Kebakaran Akibat Korsleting Listrik

 



Hubungan pendek atau korsleting (dari bahasa Belanda kortsluiting) adalah suatu hubungan dengan tahanan listrik yang sangat kecil, mengakibatkan aliran listrik yang sangat besar dan bila tidak ditangani dapat mengakibatkan ledakan dan kebakaran.



Penyebab terjadinya korsleting listrik antara lain sebagai berikut :
  • Isolator  dari penghantar yang kurang baik (sebagai akibat dari instalasi yang kurang baik)
  • Isolator yang sudah getas atau sudah tidak memiliki daya isolator yang cukup baik
  • Terkelupasnya isolasi kabel
  • Penggunaan peralatan listrik atau kabel listrik yang melewati daya atau kuat hantar arus yang ditentukan
Penyebab terjadinya kebakaran banyak disebabkan oleh korsleting listrik. Untuk itu ada beberapa hal yang harus di perhatikan untuk mencegah bahaya kebakaran yang disebabkan korsleting listrik. Di bawah ini kami informasikan tips mencegah bahaya kebakaran akibat korsleting listrik :

  1. Percayakan pemasangan instalasi listrik rumah/bangunan anda pada instalatir yang terdaftar sebagai anggota AKLI (Assosiasi Kontraktor Listrik Indonesia) dan terdaftar di PLN. Secara legal instalatir mempunyai tanggung jawab terhadap keamanan instalasi. 
  2. Jangan menumpuk steker atau colokan listrik terlalu banyak pada satu tempat karena sambungan seperti itu akan terus menerus menumpuk panas yang akhirnya dapat mengakibatkan korsleting listrik. 
  3. Jangan menggunakan material listrik sembarangan yang tidak standar walaupun harganya murah. Tetapi memiliki sertifikat Sistim Pengawasan Mutu (SPM) yang berlabel tulisan.
  4. Jika sering putus jangan menyambungnya dengan serabut kawat yang bukan fungsinya karena setiap sekring telah diukur kemampuan menerima beban tertentu. 
  5. Lakukan pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi isolasi pembungkus kabel, bila ada isolasi yang terkupas atau telah menipis agar segera dilakukan penggantian. Gantilah instalasi rumah/bangunan anda secara menyeluruh minimal lima tahun sekali. pekerjaan pemeriksaan dan penggantian sebaiknya dilakukan oleh instalatir anggota AKLI dan terdaftar di PLN
  6. Gunakan jenis dan ukuran kabel sesuai peruntukan dan kapasitas hantar arusnya. 
  7. Bila terjadi kebakaran akibat korsleting listrik akibat pengaman Mini Circuit breaker (MCB) tidak berfungsi dengan baik, matikan segera listrik dari kWh meter. Jangan menyiram sumber kebakaran dengan air bila masih ada arus listrik. 
  8. Anda juga perlu mengetahui bahwa hubungan arus pendek atau korsleting adalah kontak langsung antara kabel positif dan negatif yang biasanya dibarengi dengan percikan bunga api, dan bunga api inilah yang memicu kebakaran. PLN telah memasang MCB yang terpadu dengan kWh dan OA Kast yang berfungsi sebagai pembatas bila pemakaian beban melebihi kapasitas daya sekaligus sebagai pengaman bila terjadi hubungan arus pendek
  9.  Hindari pemakaian listrik secara illegal karena disamping membahayakan keselamatan jiwa, tindakan itu juga tergolong tindak kejahatan yang dipidanakan.
Jadi sebelum hal-hal yang tak diinginkan terjadi seperti musibah kebakaran menimpa Anda, sebaiknya kita melakukan tindak pencegahan. Bukankah mencegah itu lebih baik daripada mengobati!

Rabu, 11 Maret 2015

Tips Cara Mencegah Kebakaran

Api kecil jadi sahabat api besar jadi lawan. Kata-kata ini mungkin dulu sering kita dengar tetapi belum tentu benar karena api besar kita butuhkan untuk berbagai keperluan kita yang bermanfaat. Api kecil juga bisa membuat masalah yang tidak dikehendaki jika tidak sesuai dengan pemanfaatan yang kita inginkan.

Agar bangunan seperti rumah, kantor, sekolah, gudang dan lain sebagainya tidak terbakar dan menimbulkan kebakaran, maka diperlukan pencegahan kebakaran dengan tips dan trik mencegah terjadinya kebakaran sebagai berikut :

1. Waspada Rokok

Tidak membuang puntung rokok sembarangan. Pastikan rokok telah mati total sebelum dibuang ke tempat sampah. Rokok 99% memberikan masalah daripada manfaat, sehingga sebaiknya jangan merokok agar tidak rugi.

2. Waspada Pada Penerang Api

Ketika mati lampu dan menggunakan penerangan api seperti lilin dan lampu tempel semprong / petromak maka jangan pernah lalai untuk mengawasi lampu tersebut dan tidak menaruh di tempat sembarang yang bisa jatuh atau berpindah tempat sehingga bisa membakar benda mudah terbakar yang ada di sekitarnya. Awasi pula penggunaan anti nyamuk bakar.

3. Waspada Anak-Anak dan Lansia

Jauhkan benda-benda yang berapi atau yang dapat mengeluarkan api. Paling tidak ada orang dewasa yang mengawasi seperti bermain korek api, korek gas, kembang api, petasan, obat nyamuk bakar serta benda-benda yang mengeluarkan api dan panas seperti kompor gas, kompor minyak, setrikaan, dispenser air, pemasak nasi, dan lain-lain. Anak-anak sangat berpotensi bertindak ceroboh yang bersifat fatal.

4. Waspada & Rawat Perangkat Listrik dan Perangkat Api

Rawat dengan baik dan rutin kompor gas, setrikaan, mejik jar, solder, kabel-kabel listrik dan perangkat listrik dan api lainnya. Jaringan listrik di rumah, kantor, dll jika sudah usang sebaiknya dilakukan penggantian total dengan mengganti seluruh perangkat jaringan listrik diganti dengan yang berkualitas bagus dan baru demi keamanan dari konsleting listrik (hubungan arus pendek). Hindari mencuri listrik PLN agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti misal kesetrum dan konslet listrik.

5. Siapkan Perangkat Pemadam Kebakaran Ringan

Jika bangunan cukup besar gunakan sistem pemadam detektor asap, pemancar air, perangkat penunjang hidup saat kebakaran, hidran, selang penyemprot air, tabung pemadam semprot, dan lain sebagainya. Jangan lupa berikan penyuluhan bagi penghuni bangunan dalam menghadapi bencana kebakaran. Untuk bangunan kecil minimal ada karung yang dapat dibasahi untuk meredam kebakaran ringan / kecil. Siapkan selang panjang atau ember untuk memudahkan menyiram kebakaran dengan air. Jika di area perkantoran maka siapkan tabung pemadam api ringan atau APAR di beberapa tempat yang mudah dijangkau dan strategis sehingga bila terjadi kebakaran bisa langsung di gunakan.

6. Melakukan Pembinaan dan Sosialisasi Kebakaran

Berikan penyuluhan kepada seluruh anggota keluarga, pegawai/karyawan kantor, siswa guru sekolah, buruh pabrik, dan sebagainya mengenai penanganan bencana kebakaran yang bisa saja terjadi kapan saja dan di mana saja agar ketika terjadi kebakaran mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan. Diberikan latihan atau drill jika terjadi kebakaran dan juga tata cara dalam penggunaan alat pemadam api ringan  serta jangan lupa cantumkan Nomor telepon polisi dan pemadam kebakaran lokal dan sentral terdekat di area strategis atau di dekat alat pemadam api.

7. Waspada Lingkungan Sekitar

Kebakaran juga bisa akibat dari bangunan sebelah yang terbakar sehingga bangunan kita ikut menjadi korban karena api bisa membesar dan merembet ke mana-mana. Tingkatkan kesadaran bencana kebakaran di lingkungan masyarakat sekitar untuk meminimalisir terjadinya kebakaran di lingkungan sekitar. Waspada juga dengan melakukan tindakan-tindakan yang dapat memperkecil resiko kebakaran merembet dari bangunan sekitar ke bangunan kita.


Source : http://www.metro.polri.go.id

Welcome - Ahlan Wa Sahlan - Selamat Datang

Selamat Datang Kepada Rekan-Rekan Di Blog Ini, Semoga Isi Tulisan Dari Blog Ini Bisa Bermanfaat Untuk Kita Semua

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
Blog Ini Adalah Kreativitas Pelaksana Kerja PLIB Dari HSE, Untuk HSE Dan Oleh HSE

About

Blogger news

Blogger templates