HSE PLIB Corner
Senin, 20 Maret 2017
Selasa, 17 Januari 2017
Pentingnya Menghemat Energi, Kenapa?
Audit energi merupakan salah satu
cara untuk mewujudkan penghematan terhadap penggunaan energi yang ada di
bumi. Seperti yang kita ketahui banyak sekali kebutuhan energi kita
sehari-hari sedangkan persediaan energi tersebut sangat terbatas. Agar
semua tetap dapat merasakan manfaat dari energi itu maka tidak ada
salahnya mulai dari sekarang kita bersama-sama melakukan penghematan
terhadap energi yang ada. Dengan penghematan seperti itu maka keturunan
kita juga akan ikut merasakan manfaatnya.
Beberapa energi yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari adalah energi listrik dan minyak bumi. Mulai dari
energi yang pertama yaitu energi listrik yang merupakan kebutuhan yang
sangat penting. Mengingat saat ini hampir semua peralatan rumah tangga
yang sistem kerjanya menggunakan energi listrik. Mulai dari memasak
hingga penggunaan alat-alat elektronik lainnya yang mempunyai bentuk dan
manfaat masing-masing.
Sedangkan untuk jenis energi yang kedua yaitu
energi minyak bumi yang semakin hari stoknya semakin berkurang. Salah
satu energi minyak bumi yang sering dibutuhkan oleh masyarakat umum
adalah jenis BBM. BBM merupakan bahan bakar yang berguna untuk
menjalankan kegiatan ekonomi karena minyak ini dapat membuat mesin
kendaraan menyala. Adanya kendaraan bermotor tentu saja akan membantu
memperlancar segala kegiatan.
Agar semua kegiatan tetap berjalan lancar ada
baiknya kita harus memanfaatkan energi sesuai dengan kebutuhan kita.
Dengan cara melakukan audit energi mulai dari energi
listrik hingga energi minyak bumi tentu saja dapat melestarikan energi
tersebut serta memajukan perekonomian bangsa. Generasi yang akan datang
sebagai pengganti kita kelak juga akan tetap merasakan manfaat dari
adanya sumber energi tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Rabu, 17 Agustus 2016
HAL-HAL PALING PENTING KETIKA BERKENDARAAN
Keselamatan
di jalan adalah topik yang sangat penting bagi pengendara segala usia.
Sementara banyak orang berpikir bahwa pengendara usia muda adalah yang paling
berbahaya (dan studi menunjukkan bahwa mereka adalah yang paling mungkin untuk
mengalami kecelakaan). Berikut adalah beberapa hal yang paling penting untuk
Anda perhatikan ketika berkendara:
SMS-an ketika Mengemudi : SMS-an saat mengemudi sangat berbahaya – Anda bisa
hilang fokus terhadap jalan sepenuhnya. Ini dikaitkan dengan puluhan ribu
kecelakaan dan kematian, dan sejumlah studi telah menunjukkan bahwa SMS
saat Anda berada di belakang kemudi sebenarnya lebih berbahaya daripada
“minum” sambil mengemudi.
Berbicara di Telepon : Kebanyakan orang berpikir bahwa SMS-an sambil mengemudi
adalah berbahaya, tapi menelpon tidak masalah, itu tidak benar. Jika Anda
menelpon sambil mengemudi, Anda sama dengan membagi konsentrasi Anda
menjadi dua dan cara mengemudi seperti itu sangat berbahaya. Letakan
ponsel Anda, dan konsentrasilah dalam berkendara. Ingat, meskipun anda
menelpon dengan menggunakan sistem “Hands-free”, Itu tetap berbahaya.
Makan Sambil Mengemudi : Apakah Anda adalah salah satu orang yang sering memakan
makanan cepat saji ketika berkendara? Jika demikian, saatnya untuk
meletakkan makanan anda dan letakkan kedua tangan di setir. Makan adalah
hal yang bisa sangat mengganggu Anda - menumpahkan bumbu, roti yang
terjatuh dan minuman tumpah, semua itu bisa menjadi bencana. Jika Anda
memang butuh untuk makan di dalam kendaraan Anda, baiknya makanlah dengan
keadaan mobil berhenti.
Perlahan dan Tetap Waspada
: Sangat sering pengendara
menjadi tidak peka terhadap bahaya ketika berada di jalan. Anda harus
ingat, bahwa kendaraan anda adalah sebuah mesin yang bisa jadi sangat
berbahaya, belum lagi ada banyak pengendara lain di sekitar Anda. Tetaplah
waspada ketika berkendara meskipun keadaan jalan dalam kondisi yang sepi,
dan turunkan kecepatan kendaraan Anda ketika Anda berada di jalan dengan
pengendara lain di sekitar Anda.
Menumbuhkan Rasa Perhatian : Hal yang paling penting adalah untuk menumbuhkan perasaan berhati-hati ketika berada di jalan. Potensi bahaya, kecelakaan dan bahkan kematian cukup tinggi bahkan meskipun Anda tidak ber-SMS, tidak Menelpon, maupun tidak makan. Mengemudilah dengan selamat, hindari hal-hal yang dapat membahayakan diri Anda dan orang lain. Selalu waspada, dan jangan lupa membawa surat-surat penting ketika berkendara
Selasa, 03 Mei 2016
Macam-Macam Ijin Kerja K3
jin kerja diperlukan untuk
mengendalikan dari potensi bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan. Ada
beberapa ijin kerja dari suatu pekerjaan yang membutuhkan Ijin Kerja
(Permit to Work) dari Petugas K3, yang bertujuan tidak hanya pada
pengendalian resiko tetapi memiliki potensi bahaya rendah.
Beberapa contoh dari pekerjaan yang harus dibuat Ijin Kerja dan harus
mendapat persetujuan dari Petugas K3 adalah sebagai berikut:
- Ijin Kerja Panas (Hot Work Permit), yaitu ijin kerja untuk pekerjaan yang menghasilkan api atau menggunakan api, dimana lokasi pekerjaan tersebut berdekatan dengan bahan yang mudah terbakar. Contohnya Pekerjaan Welding, grinding & cutting berdekatan dengan bahan mudah terbakar.
- Ijin Kerja Dingin (Cold Work Permit), yaitu ijin kerja untuk pekerjaan dengan pressure bertekanan tinggi, seperti Hidro test maupun Phenuematic test.
- Ijin Kerja Masuk Ruang Terbatas (Confined Space Entry Permit), yaitu ijin kerja untuk bekerja didalam ruang terbatas. Yang dimaksud terbatas adalah terbatas dari kemungkinan keterbatasan oksigen didalam ruang kerja, ruangan bekas dari bahan kimia & gas lainnya, akses masuk / keluar masuk tempat kerja yang terbatas, pencahayaan yang kurang, dan lain-lain.
- Radiography Permit, yaitu ijin kerja untuk pekerjaan yang berhubungan radiasi sinar X / gamma.
- Ijin Kerja Listrik (Electric Work Permit), yaitu ijin kerja untuk pekerjaan menghidupkan atau perbaikan peralatan listrik baru atau peralatan lama & battery charging.
- Ijin Pengangkatan (Lifting Permit), yaitu ijin kerja untuk pengangkatan yang kritikal, beban yang diangkat diatas 10Ton atau pengangkatan dengan menggunakan 2 crane atau lebih dan pengangkatan material yang mahal harganya dan material lebar ukurannya yang kategorikan berbahaya.
- Ijin bekerja diatas ketinggian, yaitu ijin kerja yang diberikan kepada pekerja yang akan bekerja diatas ketinggian yang dilakukan dimana akses ketempat kerja harus menggunakan personal basket (tanpa tangga/ladder).
Ijin Kerja K3 (work permit) dikeluarkan oleh
Pengawas/Supervisor/Pelaksana kepada sub kontraktor/mandor atau pekerja
yang akan memasuki/melaksanakan pekerjaan yang dianggap berbahaya.
Bekerja di ketinggian, bekerja di ruang terbatas (sumur, plafond, gua,
dsb), atau bekerja di lokasi yang berbahaya adalah sederetan jenis
pekerjaan yang memerlukan ijin kerja K3 untuk memulai pekerjaan
tersebut.
Pelaksana/pengawas/supervisor akan memberikan ijin kerja K3 setelah melakukan pemeriksaan terhadap hal-hal sebagai berikut :
- Kesehatan Kondisi pekerja.
- Kelengkapan sarana dan prasarana kerja (termasuk kelengkapan APD sesuai yang disyaratkan pada kondisi pekerjaan yang akan dikerjakan)
- Tidak ada kondisi berbahaya di lokasi pekerjaan (kondisi berbahaya yang ada di lokasi pekerjaan sudah dikontrol sehingga tingkat risikonya ada pada tingkat “dapat ditolererir”)
- Hal-hal lain yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja pada lokasi kerja tersebut.
Bila hasil pemeriksaan menunjukkan tidak adanya hal-hal yang dapat membahayakan pekerja dalam melaksanakan pekerjaan tersebut,
maka barulah ijin kerja K3 ditanda tangani dan pekerjaan dapat dimulai
dengan pengawasan dari petugas khusus (biasanya petugas K3 atau pengawas
pekerjaan di lokasi tersebut).
Ijin kerja K3 sangat spesifik dan hanya berlaku bila kondisi pekerjaan
tidak berubah dan maksimal (biasanya) hanya berlaku selama satu hari.
Bila kondisi lingkungan pekerjaan berubah (ada hujan, ganti shift, dll),
maka ijin kerja harus diperiksa kembali terhadap kondisi saat ini. Ijin
kerja K3 yang lama bisa diganti dengan yang baru atau bila perubahan
lingkungan dianggap tidak berpengaruh signifikan terhadap keselamatan
kerja, maka ijin kerja dapat dipergunakan lagi.
Telah banyak bukti bahwa tidak adanya ijin kerja K3 telah menyebabkan terjadinya banyak kecelakaan kerja,
sehingga sudah saatnya kita peduli dengan ijin kerja K3 saat melakukan
pekerjaan berbahaya. SDM adalah aset paling berharga dalam suatu
perusahaan, dan sudah layak bila aset yang berharga ini dilindungi
dengan cara yang baik secara memadai.
http://www.mediaproyek.com
Kamis, 11 Februari 2016
Cara Menerapkan Konsep 5R Lingkungan
Dalam istilah lingkungan konsep 5 R sudah sering Anda dengar atau
mungkin kali ini baru Anda dengar. Konsep 5 R sendiri berasal dari 5
kata dalam bahasa Inggris yaitu Reduce (Mengurangi), Reuse (Menggunakan
kembali), Recycle(Mendaur Ulang), Replace (Menggunakan kembali) dan
Replant (Menanam Kembali).
Istilah – istilah ini sering disebutkan dalam upaya melestarikan
lingkungan hidup. Untuk dapat diterapkan, berikut ini dijelaskan tentang
konsep 5 R.
1. Recycle
Recycle atau mendaul ulang adalah kegiatan mengolah kembali atau mendaur
ulang. Pada perinsipnya, kegitan ini memanfaatkan barang bekas dengan
cara mengolah materinya untuk dapat digunakan lebih lanjut. Contohnya
adalah memanfaatkan dan mengolah sampah organik untuk dijadikan pupuk
kompos.
2. Reuse
Reuse atau penggunaan kembali adalah kegiatan menggunakan kembali
material atau bahan yang masih layak pakai. Sebagai contoh, kantong
plastik atau kantng kertas yang umumnya didapa dari hasil kita
berbelanja, sebaiknya tidak dibuang tetapi dikumpulkan untuk digunakan
kembali saat dibutuhkan. Contoh lain ialah menggunakan baterai isi
ulang.
3. Reduce
Reduce atau Pengurangan adalah kegiatan mengurangi pemakaian atau pola
perilaku yang dapat menguarangi produksi sampah serta tidak melakukan
pola konsumsi yang berlebihan. Contoh menggunakan alat-alat makan atau
dapur yang tahan lama dan berkualitas sehingga memperpanjang masa pakai
produk atau mengisi ulang atau refill produk yang dipakai seperti aqua
galon, tinta printer serta bahan rumah tangga seperti deterjen, sabun,
minyak goreng dan lainnya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi potensi
bertumpuknay sampah wadah produk di rumah Anda.
4. Replace
Replace atau Penggantian adalah kegiatan untuk mengganti pemakaian suatu
barang atau memakai barang alernatif yang sifatnya lebih ramah
lingkungan dan dapat digunakan kembali. Upaya ini dinilai dapat mengubah
kebiasaan seseorang yang mempercepat produksi sampah. Contohnya
mengubah menggunakan kontong plastik atau kertas belanjaan dengan
membawa tas belanja sendiri yang terbuat dari kain.
5. Replant
Replant atau penamanan kembali adalah kegiatan melakukan penanaman
kembali. Contohna melakukan kegiatan kreatif seperti membuat pupuk
kompos dan berkebun di pekarangan rumah. Dengan menanam beberapa pohon,
lingkungan akanmenjadi indah dan asri, membantu pengauran suhu pada
tingkat lingkungan mikro (atau sekitar rumah anda sendiri), dan
mengurnagi kontribusi atas pemanasan global.
Jumat, 20 November 2015
INSPEKSI & ISI ULANG APAR (ALAT PEMADAM API RINGAN)
1. Pemeriksaan
2 kali dalam
setahun, tapi untuk memastikan bahwa APAR masih OK bisa diperiksa setiap bulan.
Siapa tahu APAR-nya nggak ada di tempat alias ada yg mencuri. Siapa tahu juga
sudah pada karatan atau mungkin berganti tabung.
2. Pengisian
Untuk asam
soda, busa, bahan kimia, harus diisi setahun sekali. untuk jenis cairan busa
yang dicampur dulu harus diisi 2 tahun sekali, untuk jenis tabung gas
hydrocarbon berhalogen, tabung haruus diisi 3 tahun sekali, sedangkan jenis
lainnya selambat-lambatnya 5 tahun.
3. Permenakertrans Nomor : Per-04/Men 1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Apar.
4. NFPA 10 : Standard For Fire Extinguisher
5. Departemen Pekerjaan Umum (DPU) : panduan
mengenai Pencegahan Bahaya kebakaran NO.SKB-3.4.5.3.1987 UDC:699.81:614.84.
POINT CHECK UNTUK FIRE EXTINGUISHER
DRY
CHEMICAL (DC), CARBON
DIOXIDA (CO2) & FOAM CONCENTRATE
|
||
6 Bulan
|
12 Bulan
|
5 Tahun
|
·
Isi tabung
·
Tekanan
Cartridge dan Segel
·
Handle dan label
·
Selang
·
Kadar
konsentrat (foam)
·
Ditimbang (
CO2) , kondisi Fisik
|
·
(manpower
decree No.04/MEN 1980 pasal 13)
·
Inspeksi
gelang tutup kepala
·
Inspeksi bak
gasket dan packing,
·
Inspeksi
bagian dalam tabung
|
·
(Manpower
Decree No.04/Men 1980 pasal 15)
·
Tekanan coba(hidrostatik)
20kg/cm2
·
Tekan ulang
|
Catatan :
Petunjuk pemakaian harus dapat terbaca dengan jelas.
|
Senin, 24 Agustus 2015
Mencegah Bahaya Kebakaran Akibat Korsleting Listrik
Hubungan pendek atau korsleting (dari bahasa Belanda kortsluiting) adalah suatu hubungan dengan tahanan listrik yang sangat kecil, mengakibatkan aliran listrik yang sangat besar dan bila tidak ditangani dapat mengakibatkan ledakan dan kebakaran.
Penyebab terjadinya korsleting listrik antara lain sebagai berikut :
- Isolator dari penghantar yang kurang baik (sebagai akibat dari instalasi yang kurang baik)
- Isolator yang sudah getas atau sudah tidak memiliki daya isolator yang cukup baik
- Terkelupasnya isolasi kabel
- Penggunaan peralatan listrik atau kabel listrik yang melewati daya atau kuat hantar arus yang ditentukan
Penyebab terjadinya kebakaran
banyak disebabkan oleh korsleting listrik. Untuk itu ada beberapa hal
yang harus di perhatikan untuk mencegah bahaya kebakaran yang disebabkan
korsleting listrik. Di bawah ini kami informasikan tips mencegah bahaya kebakaran akibat korsleting listrik :
- Percayakan pemasangan instalasi listrik rumah/bangunan anda pada instalatir yang terdaftar sebagai anggota AKLI (Assosiasi Kontraktor Listrik Indonesia) dan terdaftar di PLN. Secara legal instalatir mempunyai tanggung jawab terhadap keamanan instalasi.
- Jangan menumpuk steker atau colokan listrik terlalu banyak pada satu tempat karena sambungan seperti itu akan terus menerus menumpuk panas yang akhirnya dapat mengakibatkan korsleting listrik.
- Jangan menggunakan material listrik sembarangan yang tidak standar walaupun harganya murah. Tetapi memiliki sertifikat Sistim Pengawasan Mutu (SPM) yang berlabel tulisan.
- Jika sering putus jangan menyambungnya dengan serabut kawat yang bukan fungsinya karena setiap sekring telah diukur kemampuan menerima beban tertentu.
- Lakukan pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi isolasi pembungkus kabel, bila ada isolasi yang terkupas atau telah menipis agar segera dilakukan penggantian. Gantilah instalasi rumah/bangunan anda secara menyeluruh minimal lima tahun sekali. pekerjaan pemeriksaan dan penggantian sebaiknya dilakukan oleh instalatir anggota AKLI dan terdaftar di PLN
- Gunakan jenis dan ukuran kabel sesuai peruntukan dan kapasitas hantar arusnya.
- Bila terjadi kebakaran akibat korsleting listrik akibat pengaman Mini Circuit breaker (MCB) tidak berfungsi dengan baik, matikan segera listrik dari kWh meter. Jangan menyiram sumber kebakaran dengan air bila masih ada arus listrik.
- Anda juga perlu mengetahui bahwa hubungan arus pendek atau korsleting adalah kontak langsung antara kabel positif dan negatif yang biasanya dibarengi dengan percikan bunga api, dan bunga api inilah yang memicu kebakaran. PLN telah memasang MCB yang terpadu dengan kWh dan OA Kast yang berfungsi sebagai pembatas bila pemakaian beban melebihi kapasitas daya sekaligus sebagai pengaman bila terjadi hubungan arus pendek
- Hindari pemakaian listrik secara illegal karena disamping membahayakan keselamatan jiwa, tindakan itu juga tergolong tindak kejahatan yang dipidanakan.
Jadi sebelum hal-hal yang tak diinginkan terjadi seperti musibah
kebakaran menimpa Anda, sebaiknya kita melakukan tindak pencegahan.
Bukankah mencegah itu lebih baik daripada mengobati!
Rabu, 11 Maret 2015
Tips Cara Mencegah Kebakaran
Api kecil jadi sahabat api besar jadi lawan. Kata-kata ini mungkin dulu
sering kita dengar tetapi belum tentu benar karena api besar kita
butuhkan untuk berbagai keperluan kita yang bermanfaat. Api kecil juga
bisa membuat masalah yang tidak dikehendaki jika tidak sesuai dengan
pemanfaatan yang kita inginkan.
Agar bangunan seperti rumah, kantor, sekolah, gudang dan lain sebagainya tidak terbakar dan menimbulkan kebakaran, maka diperlukan pencegahan kebakaran dengan tips dan trik mencegah terjadinya kebakaran sebagai berikut :
1. Waspada Rokok
Tidak membuang puntung rokok sembarangan. Pastikan rokok telah mati total sebelum dibuang ke tempat sampah. Rokok 99% memberikan masalah daripada manfaat, sehingga sebaiknya jangan merokok agar tidak rugi.
2. Waspada Pada Penerang Api
Ketika mati lampu dan menggunakan penerangan api seperti lilin dan lampu tempel semprong / petromak maka jangan pernah lalai untuk mengawasi lampu tersebut dan tidak menaruh di tempat sembarang yang bisa jatuh atau berpindah tempat sehingga bisa membakar benda mudah terbakar yang ada di sekitarnya. Awasi pula penggunaan anti nyamuk bakar.
3. Waspada Anak-Anak dan Lansia
Jauhkan benda-benda yang berapi atau yang dapat mengeluarkan api. Paling tidak ada orang dewasa yang mengawasi seperti bermain korek api, korek gas, kembang api, petasan, obat nyamuk bakar serta benda-benda yang mengeluarkan api dan panas seperti kompor gas, kompor minyak, setrikaan, dispenser air, pemasak nasi, dan lain-lain. Anak-anak sangat berpotensi bertindak ceroboh yang bersifat fatal.
4. Waspada & Rawat Perangkat Listrik dan Perangkat Api
Rawat dengan baik dan rutin kompor gas, setrikaan, mejik jar, solder, kabel-kabel listrik dan perangkat listrik dan api lainnya. Jaringan listrik di rumah, kantor, dll jika sudah usang sebaiknya dilakukan penggantian total dengan mengganti seluruh perangkat jaringan listrik diganti dengan yang berkualitas bagus dan baru demi keamanan dari konsleting listrik (hubungan arus pendek). Hindari mencuri listrik PLN agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti misal kesetrum dan konslet listrik.
5. Siapkan Perangkat Pemadam Kebakaran Ringan
Jika bangunan cukup besar gunakan sistem pemadam detektor asap, pemancar air, perangkat penunjang hidup saat kebakaran, hidran, selang penyemprot air, tabung pemadam semprot, dan lain sebagainya. Jangan lupa berikan penyuluhan bagi penghuni bangunan dalam menghadapi bencana kebakaran. Untuk bangunan kecil minimal ada karung yang dapat dibasahi untuk meredam kebakaran ringan / kecil. Siapkan selang panjang atau ember untuk memudahkan menyiram kebakaran dengan air. Jika di area perkantoran maka siapkan tabung pemadam api ringan atau APAR di beberapa tempat yang mudah dijangkau dan strategis sehingga bila terjadi kebakaran bisa langsung di gunakan.
6. Melakukan Pembinaan dan Sosialisasi Kebakaran
Berikan penyuluhan kepada seluruh anggota keluarga, pegawai/karyawan kantor, siswa guru sekolah, buruh pabrik, dan sebagainya mengenai penanganan bencana kebakaran yang bisa saja terjadi kapan saja dan di mana saja agar ketika terjadi kebakaran mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan. Diberikan latihan atau drill jika terjadi kebakaran dan juga tata cara dalam penggunaan alat pemadam api ringan serta jangan lupa cantumkan Nomor telepon polisi dan pemadam kebakaran lokal dan sentral terdekat di area strategis atau di dekat alat pemadam api.
7. Waspada Lingkungan Sekitar
Kebakaran juga bisa akibat dari bangunan sebelah yang terbakar sehingga bangunan kita ikut menjadi korban karena api bisa membesar dan merembet ke mana-mana. Tingkatkan kesadaran bencana kebakaran di lingkungan masyarakat sekitar untuk meminimalisir terjadinya kebakaran di lingkungan sekitar. Waspada juga dengan melakukan tindakan-tindakan yang dapat memperkecil resiko kebakaran merembet dari bangunan sekitar ke bangunan kita.
Agar bangunan seperti rumah, kantor, sekolah, gudang dan lain sebagainya tidak terbakar dan menimbulkan kebakaran, maka diperlukan pencegahan kebakaran dengan tips dan trik mencegah terjadinya kebakaran sebagai berikut :
1. Waspada Rokok
Tidak membuang puntung rokok sembarangan. Pastikan rokok telah mati total sebelum dibuang ke tempat sampah. Rokok 99% memberikan masalah daripada manfaat, sehingga sebaiknya jangan merokok agar tidak rugi.
2. Waspada Pada Penerang Api
Ketika mati lampu dan menggunakan penerangan api seperti lilin dan lampu tempel semprong / petromak maka jangan pernah lalai untuk mengawasi lampu tersebut dan tidak menaruh di tempat sembarang yang bisa jatuh atau berpindah tempat sehingga bisa membakar benda mudah terbakar yang ada di sekitarnya. Awasi pula penggunaan anti nyamuk bakar.
3. Waspada Anak-Anak dan Lansia
Jauhkan benda-benda yang berapi atau yang dapat mengeluarkan api. Paling tidak ada orang dewasa yang mengawasi seperti bermain korek api, korek gas, kembang api, petasan, obat nyamuk bakar serta benda-benda yang mengeluarkan api dan panas seperti kompor gas, kompor minyak, setrikaan, dispenser air, pemasak nasi, dan lain-lain. Anak-anak sangat berpotensi bertindak ceroboh yang bersifat fatal.
4. Waspada & Rawat Perangkat Listrik dan Perangkat Api
Rawat dengan baik dan rutin kompor gas, setrikaan, mejik jar, solder, kabel-kabel listrik dan perangkat listrik dan api lainnya. Jaringan listrik di rumah, kantor, dll jika sudah usang sebaiknya dilakukan penggantian total dengan mengganti seluruh perangkat jaringan listrik diganti dengan yang berkualitas bagus dan baru demi keamanan dari konsleting listrik (hubungan arus pendek). Hindari mencuri listrik PLN agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti misal kesetrum dan konslet listrik.
5. Siapkan Perangkat Pemadam Kebakaran Ringan
Jika bangunan cukup besar gunakan sistem pemadam detektor asap, pemancar air, perangkat penunjang hidup saat kebakaran, hidran, selang penyemprot air, tabung pemadam semprot, dan lain sebagainya. Jangan lupa berikan penyuluhan bagi penghuni bangunan dalam menghadapi bencana kebakaran. Untuk bangunan kecil minimal ada karung yang dapat dibasahi untuk meredam kebakaran ringan / kecil. Siapkan selang panjang atau ember untuk memudahkan menyiram kebakaran dengan air. Jika di area perkantoran maka siapkan tabung pemadam api ringan atau APAR di beberapa tempat yang mudah dijangkau dan strategis sehingga bila terjadi kebakaran bisa langsung di gunakan.
6. Melakukan Pembinaan dan Sosialisasi Kebakaran
Berikan penyuluhan kepada seluruh anggota keluarga, pegawai/karyawan kantor, siswa guru sekolah, buruh pabrik, dan sebagainya mengenai penanganan bencana kebakaran yang bisa saja terjadi kapan saja dan di mana saja agar ketika terjadi kebakaran mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan. Diberikan latihan atau drill jika terjadi kebakaran dan juga tata cara dalam penggunaan alat pemadam api ringan serta jangan lupa cantumkan Nomor telepon polisi dan pemadam kebakaran lokal dan sentral terdekat di area strategis atau di dekat alat pemadam api.
7. Waspada Lingkungan Sekitar
Kebakaran juga bisa akibat dari bangunan sebelah yang terbakar sehingga bangunan kita ikut menjadi korban karena api bisa membesar dan merembet ke mana-mana. Tingkatkan kesadaran bencana kebakaran di lingkungan masyarakat sekitar untuk meminimalisir terjadinya kebakaran di lingkungan sekitar. Waspada juga dengan melakukan tindakan-tindakan yang dapat memperkecil resiko kebakaran merembet dari bangunan sekitar ke bangunan kita.
Source : http://www.metro.polri.go.id
Selasa, 21 Oktober 2014
10 Tips Membentuk Rencana Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja merupakan faktor yang sangat penting, bahkan harus menjadi prioritas dalam menjalankan pekerjaan. Ini berlaku terutama pada karyawan yang punya pekerjaan berisiko tinggi, seperti di sektor pertambangan, konstruksi, manufaktur, dan sejenisnya.
Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk
memiliki rencana yang mumpuni mengenai keselamatan kerja. Berikut ini
adalah 10 langkah dalam menciptakan program keselamatan kerja, seperti
dikutip dari zmags.
1.Memahami Implikasi Regulasi
Perusahaan harus mengetahui regulasi terbaru dari pemerintah, dan memahami implikasinya terhadap perusahaan, yang biasanya bakalan berbeda. Untuk memastikan bahwa aturan perusahaan selaras dengan UU yang ada, maka perusahaan dapat memanfaatkan jasa konsultan safety.
2.Assessment
Lakukan assessment mengenai tiap lokasi kerja. Identifikasi lokasi-lokasi mana saja yang rawan terhadap kecelakaan kerja, kemudian identifikasi pula area-area mana saja yang berisiko untuk terjadi kecelakaan. Selanjutnya, cari pula alasan-alasan apa saja yang dapat mengakibatkan kecelakaan dan risiko kecelakaan tersebut. Prioritaskan lokasi yang punya risiko terbesar.
3.Customized Plan
Setelah mengidentifikasi dan mengukur risiko, kemudian saatnya untuk menyusun safety plan.Safety plan ini berbeda-beda untuk tiap lokasi, fasilitas, gedung, perlengkapan, proses, maupun staf. Buat safety plan yang customized, namun tetap sesuai dengan standar regulasi keselamatan kerja. Kemudian jadikan tiap orang dalam organisasi mempunyai peran dan tanggung jawab dalam safety plan tersebut. Hal ini penting supaya semua karyawan sadar akan pentingnya keselamatan kerja.
4.Written
Setelah merancang rencana yang solid, maka dokumentasikan secara tertulis mengenai program-program safety apa saja yang bakal dilaksanakan. Seluruh rencana harus ditulis, mulai dari rencana kontrol, rencana darurat, rencana komunikasi, dan lainnya. Hal ini perlu supaya rencana jelas, tidak ada yang simpang siur.
5.Training
Setelah semua rencana dan prosedur safety telah didokumentasikan dengan baik, maka selanjutnya adalah saat untuk membawanya ke dunia nyata. Lakukan training supaya karyawan terbiasa dan tidak kagok dalam menjalankan safety plan. Namun jangan lakukan training sesekali saja, melainkan harus secara periodik, atau karyawan bakalan lupa. Seringkali perusahaan hanya sesekali mengadakan training, sehingga ketika safety plan diperlukan, kemudian implementasinya jadi tidak lancar.
6.Insentif
Untuk memotivasi karyawan supaya mau mematuhi safety plan, maka sertakan safety plan sebagai penilaian kinerja, kemudian berikan insentif khusus. Bagi karyawan yang mau mengimplementasikan safety plan dalam pekerjaannya sehari-hari, tentu penilaian kinerjanya lebih baik, dan terdapat insentif tambahan untuk itu. Tanpa insentif, maka karyawan bakalan enggan untuk mengadopsi aturan baru ini.
7.Sederhana
Buat safety plan yang sederhana, sehingga mudah dimengerti oleh seluruh karyawan. Ini penting supaya karyawan dapat mengaplikasikannya dalam pekerjaan sehari-hari. Jika kompleks dan sulit dimengerti, siapa yang mau mengerjakannya? Kemudian simpan mengenai dokumentasi safety plan ini dalam tempat yang mudah dijangkau oleh seluruh karyawan. Berikan mereka akses langsung kepada dokumentasi ini. Mudahnya, simpan dokumentasi manual tersebut secara online.
8.Sistem Pelaporan Jelas
Buat sistem pelaporan yang jelas mengenai insiden di tempat kerja. Sehingga, semua insiden dapat tercatat dengan baik dan langsung ditangani lebih lanjut. Buat sistem yang sederhana dan mudah digunakan, juga mudah diakses oleh seluruh karyawan.
9.Hotline
Buat safety hotline yang selalu bersedia menjadi tempat karyawan untuk mengajukan pertanyaan terkait safety, untuk kemudian memperoleh respon dengan cepat. Sehingga, karyawan yang masih bingung mengenai prosedur yang harus dilakukannya, atau punya pertanyaan tertentu dapat langsung menghubungi hotline.
10.Partisipasi Karyawan
Baik dalam mengembangkan safety plan maupun mengimplementasikannya, libatkan karyawan. Dengan demikian, karyawan juga turut merasa memiliki program tersebut, bukan hanya wajib melakukannya. Hanya dengan sense of belonging tersebut, hasil yang memuaskan dapat dicapai.
Di Indonesia, masalah keselamatan kerja
diatur dalam UU No.1/1970, regulasi yang diterbitkan sekitar empat
dasawarsa lalu. Terdapat perdabatan mengenai apakah kerangka peraturan
tersebut cukup memadai untuk melindungi pekerja. ILO (International
Labour Organization) mengusulkan agar UU No.1/1970 ini direvisi dan
disesuaikan dengan perkembangan terakhir, sehingga sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam Konvensi ILO No.155/1980 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.
Source : indonesiasafetycenter
Langganan:
Postingan (Atom)
Welcome - Ahlan Wa Sahlan - Selamat Datang
Selamat Datang Kepada Rekan-Rekan Di Blog Ini, Semoga Isi Tulisan Dari Blog Ini Bisa Bermanfaat Untuk Kita Semua
Total Tayangan Halaman
Popular Posts
-
Program Inspeksi K3 yang efektif merupakan suatu program pencegahan untuk menjamin agar lingkungan kerja selalu aman, sehat dan selamat. K...
-
Kita semua mengetahui apa itu bahaya dan jenis-jenis bahaya di tempat kerja tetapi kecelakaan dan penyakit akibat kerja masih saja terjad...
-
A. PENGERTIAN LIMBAH Limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, ...
-
1. Prinsip K3 Manfaat K3 tidak hanya saat bekerja di lapangan tetapi juga dapat bermanfaat bagi pekerja kantoran. Seperti halnya prinsip ...
-
PHONSEL (HP) yang aktif di dalam pesawat terbang dapat mengganggu kendali / navigasi pesawat, akibatnya pesawat beserta seluruh penumpang da...
-
jin kerja diperlukan untuk mengendalikan dari potensi bahaya yang berhubungan dengan pekerjaan. Ada beberapa ijin kerja dari suatu pekerja...
-
Salah satu upaya yang dapat kita lakukan untuk menghijaukan bumi kita adalah dengan membersihkan lingkungan kita dari segala sampah...
-
A. Pengertian Behavioral Safety Behavioral safety adalah aplikasi sistematis dari riset psikologi tentang perilaku manusia pad...
-
Kunci utama dari UU Keselamatan Kerja adalah keterlibatan tenaga kerja dan pengurus serta organisasi kerja yang ada di dalamnya untuk mening...
-
Dalam istilah lingkungan konsep 5 R sudah sering Anda dengar atau mungkin kali ini baru Anda dengar. Konsep 5 R sendiri berasal dari 5 ka...
Mengenai Saya
- HSE PLIB
- Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia
- Blog Ini Adalah Kreativitas Pelaksana Kerja PLIB Dari HSE, Untuk HSE Dan Oleh HSE